Cersex dewasa khususnya Cerita Sex {} Pesta Sex {} Cerita Dewasa {} Cerita Sex Terbaru {} Cerita Sex Anak Smp {} Foto Sex tante {} Cerita Mesum Hot {} Cerita Sex Perawan {} Cerita Sex Perselingkuhan Dinda Dengan Kakak Iparku Terbaru}
Cerita Sex Perselingkuhan Dinda Dengan Kakak Iparku Terbaru
Cerita Sex Selingkuh | Melihatannya ekonomi kakakku masih pas-pasan. Rumah yang dikontrak adalah rumah petak dan hanya berkamar tidur satu, ruang tamu kecil dan ruang makan merangkap dapur, serta kamar mandi kecil. Dengan kondisi rumah seperti itu, Dinda terpaksa tidur bersama-sama Mbak Hesti dan suaminya Mas Rio.
Dinda tidur di sebelah kanan, Mbak Hesti di tengah dan Mas Rio di sebelah kiri. Malam itu Dinda berbincang-bincang dengan kakakku sampai larut malam, kulihat Mas Rio sudah tertidur lebih dulu. Sampai akhirnya kami kehabisan cerita dan tertidur. Kurang lebih jam 04:00 pagi Mbak Hesti bangun dan keluar kamar untuk urusan dapur. Dinda tahu ini adalah kebiasaan sewaktu remaja. Dia selalu bangun paling awal.
Sebenarnya Dinda juga terjaga ketika ia turun dari tempat tidur, tetapi Dinda tetap di tempat tidur karena malas. Dalam keremangan lampu 5 watt, kulirik Mas Rio kakak iparku yang masih kelihatan tidur pulas di sebelahku tanpa terhalang oleh tubuh Mbak Hesti, walaupun jarak kami cukup jauh.Dalam tidurnya yang telentang dengan mengenakan piyama warna abu-abu, tanpa sengaja kulihat ke arah selangkangannya.
Kulihat sesuatu yang mencuat tinggi dari balik celananya. Hatiku berdesir ada perasaan hangat menyelusuri tubuhku, kutahan nafasku.
Dinda tidak berani bergerak dan Dinda tetap pura-pura tidur walaupun kupincingkan mataku untuk menikmati pemandangan yang syuur itu.Tiba-tiba Mas Rio membalikkan badan menghadap ke arahku, kupejamkan mataku. Dinda pura-pura masih tertidur lelap. Tiba-tiba kurasakan tubuh Mas Rio digeserkan mendekatiku, entah disengaja atau tidak, tetapi gerakannya sangat hati-hati, mungkin takut aku terbangun.
Dinda tetap pura-pura masih tidur dalam posisi telentang, jantungku berdegup keras, Dinda tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Kuatur nafasku, ingin rasanya Dinda melompat turun dan keluar kamar. Tetapi desiran hangat yang mempercepat peredaran darahku membuatku mengurungkan niatku.Tangan Mas Rio seperti tanpa sengaja menempel ke tanganku, Dinda tetap tidak bergerak.
Tidak berapa lama, kurasakan tangannya menindih tanganku, dan itu cukup lama sampai Dinda bingun harus berbuat apa. Ketika dilihatnya Dinda diam saja, kurasakan dia mulai mengelus lengan dengan lembut dan kurasakan kehangatan yang sangat menyenangkan.
Tangannya terus mengelus ke atas leherku, Dinda menahan kegelian. Melihatku diam saja, Mas RIO semakin berani dan tangannya mulai turun untuk meraba-raba buah dadaku dari luar daster. Tidak lama kemudian, tali daster dan tali BH-ku diturunkan dan tangannya menerobos masuk ke dalam buah dadaku.
Dinda menggelinjang ketika jarinya meremas buah dadaku dengan lembut, dan mengelus-elus puting susuku.
Cerita Sex Selingkuh | Nafasku memburu, Dinda
makin terangsang, bahkan Mas Rio tanpa sadar telah merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kaki kirinya telah menindih kedua lututku yang diam tak dapat berontak, karena hasratku membuatku bingung. Kurasakan batang kemaluannya yang telah mengeras di balik piyamanya menempel ketat di pinggul kiriku. Dan aku masih pura-pura tidur.
Dilepaskan tangannya dari BH-ku, tangan kirinya merayap di pahaku, lalu menyusup di bawah daster dan mengelus paha atas bagian dalam dan akhirnya berhenti di pangkal paha. Dielusnya dengan lembut bibir kemaluanku yang masih rapat terbungkus dengan celana dalam, kurasakan kehangat dan perasaan nikmat mengalir di dalam dinding kemaluanku.
Elusan di atas celana di depan Vagina ku, kadang-kadang diselipkan jari tanganya dari samping celanaku membuat dinding Vagina berdenyut lembut dan enak. Dinda merasakan bahwa kepunyaanku sudah basah. Tiba saatnya Mas Har memasukkan tangan kirinya ke dalam celanaku melalui pusar, ketika itu aku sadar dan aku takut kalau Mbak Hesti tiba-tiba masuk, maka kupegang tangannya dan kutahan agar Mas RIO tidak meneruskan niatnya. Tetapi tangannya tidak mau keluar dari celanaku dan aku tetap menahannya.
Kubuka mataku, kutatap wajahnya. Mas RIO tersenyum, tetapi Dinda tidak dapat membalas senyumnya. Aku ingin marah kepadanya atas kelancangannya, tetapi aku tidak dapat, karena dalam gejolak rangsangan yang membuaiku sebenarnya Dinda sudah kehilangan rasioku. Dinda menikmatinya dan penolakanku lebih bersifat kekhawatiranku akan munculnya Mbak Hesti dari pintu kamar yang tidak terkunci. Dalam keadaan demikian kuarahkan pandanganku ke pintu kamar. Mas RIO menangkap apa yang kumaksud.
Ditariknya tangannya dari celanaku, dan dia segera turun dari tempat tidur dan segera mengunci pintu kamar. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat, seharusnya aku bangun dari tempat tidur dan segera keluar kamar, sehingga dapat terhindar dari perbuatan Mas RIO yang lancang itu,tetapi tidak.
Bagian dalam memekku masih berdenyut dengan lembut, aliran darahku dan birahiku masih belum turun dari kepala. Sensasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan dengan pacarku saja aku masih sebatas bergandengan tangan saja. Entah apa yang kubayangkan saat itu.
Kubalikkan tubuhku menghadap tembok membelakangi Mas RIO yang kembali dari arah pintu. Direbahkannya tubuhnya rapat di belakangku sambil menarik pundakku ke arahnya, sehingga aku kembali dalam posisi telentang dan dia mencoba menciumku, tetapi Dinda menghindar dari ciumannya. Kugelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, sampai akhirnya Mas RIO bisa menangkap mulutku dengan mulutnya. Saat itu aku sudah tidak dapat lagi menahan kuasa nafsu birahi dari dalam tubuhku yang masih perawan ini.
Itulah pertama kalinya Dinda dicium oleh seorang laki-laki, aku masih bodoh
ketika dia menyedot dan menjilat bibirku. Dinda tidak memberikan tanggapan yang seharusnya wanita berikan ketika dicumbu seorang lelaki, Dinda masih kaget, nafasku tidak beraturan, tetapi nafsuku bangkit kembali. Tanpa sadar kupeluk pundaknya erat-erat ketika tangannya meremas-remas buah dadaku. Kurasakan payudaraku mulai mengeras, apalagi ketika puting susuku dipelintir ke kanan dan ke kiri berulang-ulang dengan lembut. Sensasinya sungguh diluar dugaanku.
Ketika bibirnya mulai menjalar ke leherku, tangannya pindah dari dada ke arah selangkangan, kubiarkan Mas RIO membuka ujung bawah daster dan menelusup ke bawah celana dalam. Diusap-usapnya rambut kemaluanku untuk beberapa lama, dan kemudian jari tangannya mulai terasa menggesek dinding VAGINA dan kemudian ke atas ke arah klitoris. Aaahhh.., ada rasa ngilu yang sangat nikmat. Beberapa lama jarinya mengelus dan menggeletarkan klitorisku, tanpa sadar kuikuti iramanya dengan menggoyang pingulku. Kenikmatan sudah menjalar ke seluruh kelamin, ke pinggul dan bahkan ke bagian pantatku. Aduh nikmat sekali.
Dinda merintih dan mendesah pelan penuh kenikmatan. Ketika Mas RIO menarik tangannya dari dalam celana, aku merasa kecewa, ternyata tidak, ia ternyata melepaskan celananya ke bawah sehingga batang kejantanannya yang telah berdiri dengan kokoh menyeruak keluar. Kepala yang membesar telah mengkilat. Dibimbingnya dengan lembut tangan kiriku ke arah batang kejantanannya dan Dinda tidak kuasa lagi menolaknya. Kugenggam dan kuremas-remas dengan lembut batang panjangnya. Inilah pertama kalinya aku melihat sekaligus menyentuh alat kelamin seorang laki-laki. Dadaku bergetar penuh birahi, kemudian ketika jarinya kembali memainkan klitorisku, sedang jari lainnya semakin masuk ke dalam liang senggamaku, maka kukocok batang kejantanannya semakin cepat.
Cerita Sex Selingkuh |Kudengar nafasnya memburu disertai desis yang pendek dari mulutnya. Dinding dalam liang kewanitaanku berdenyut semakin dalam. Kujepit jarinya dengan bibir bawahku, aku tidak tahan lagi, kenikmatan sudah menjalar hingga ujung rambut. Tiba-tiba denyutan yang kuat datang dari arah liang rahimku. Aku menahan nafas, aku menggelinjang dan kujepit jarinya dengan kuat. Aku telah mencapai puncak, liang kewanitaanku berkedut-kedut dengan kuat. Aahhh.., dan pada saat yang hampir bersamaan, Mas RIO menekankan pinggulnya ke pahaku, dan batang kemaluan yang berada dalam genggamanku terasa berkedut-kedut dengan kuat, dan kurasakan air maninya memancar dan membasahi pahaku.
“Aaahhh..,” nikmatnya hanya desisan yang dapat kukeluarkan dari mulutku.
Beberapa detik aku tergeletak dengan lemas berdampingan dengan tubuh hangatnya Mas RIO Dengan malas aku bangun, kubuka pintu kamar dan segera aku ke kamar mandi. Aku takut bertemu Mbak Hesti yang masih sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi kami.
Saat di kamar mandi, aku sempat membayangkan sensasi kenikmatan yang berlangsung beberapa menit yang lalu. Ada perasaan senang bercampur dengan perasaan takut bergejolak di dalam diriku saat kubersihkan kemaluanku di kamar mandi. Mas Har masih telentang di tempat tidur sambil tersenyum menatap wajahku ketika aku keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke dapur membantu Mbak Hesti yang tidak mengetahui adanya sensasi indah di kamar itu.
Dinda Hari itu juga kuputuskan Dinda harus kembali ke kotaku, Dinda tidak mau hal itu terjadi lagi. Bukan aku tidak menyukainya, tetapi aku tidak ingin rumah tangga kakakku menjadi berantakan gara-gara kehadiranku yang membangkitkan birahi suaminya. Mbak Hesti kaget ketika aku pamitan untuk pulang. Aku memberikan alasan bahwa ada tugas kuliah yang lupa kuselesaikan.
Meskipun apa yang kulalui saat itu tidak merusak keperawanan yang kumiliki, tetapi itu merupakan pengalaman pertamaku dalam menikmati sensasi seks yang sebenarny dengan mas RIO.
Ayo Segera Bergabung Dengan Kami Di www.ketuapoker.com
Dan MenangKan Ratusan Juta Rupiah
www.Ketuapoker.com | Poker Online Indonesia Terpercya
- Dapatkan Promo BONUS DEPOSIT Sebesar 10% Untuk (NEW MEMBER)
-Dan Dapat Kan Bonus Next DEPOSIT Sebesar Rp.10.000 Kepada Seluruh Member Baru Mau Pun
(Lama Dengan MINIMAL Deposit Rp.100.000). . .
-Dan Dapatkan Bonus TURNOVER Sebesar 0,3% Dari Jumlah TURNOVER(TO) Anda (Akan Di Bagikan Setiap Hari Senin )
- Bonus TO Berlaku Untuk Member BARU DAN Member LAMA
Serta Dapatkan Juga BONUS REFERAL 15% Seumur Hidup
Min Deposit Hanya Rp.10ribu Saja
Min WD/WITHDRAW Hanya Rp.20ribu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar