Cerita Sex Dewasa Terupdate Dan Terbaru 2016

Senin, 01 Agustus 2016

Sex Darah Perawan DiBawah Umur

Cersex dewasa khususnya Cerita Sex | Pesta Sex | Cerita Dewasa  | Cerita Sex Terbaru | Cerita Ngentot | Foto Sex tante| Cerita Mesum Hot | Cerita Sex:Sex Darah Perawan DiBawah Umur |


Sex Darah Perawan DiBawah Umur



Cerita Sex Perawan | Siang itu aku mengunjungi SMAku, salah satu SMA favorit di Jakarta. Sebagai alumni di SMA tersebut, aku Dedi masih sering ikut membina kegiatan ekstra kulikuler yang ada, di antaranya melatih Volley dan Bulutangkis. 

Kesempatan ini juga aku pakai sebagai kesempatan untuk mengunjungi adik-adik kelasku yang cantik-cantik. 

Dan sebagai kakak kelas kadang kala membuat usahaku untuk mendekati mereka tidak terlalu sulit.

Salah satu adik kelas yang dekat denganku adalah Vania. Berparas biasa saja, berkulit sawo matang, pintar dan mempunyai body yang proposional. 

Maklum, dia selain mengikuti kegiatan keilmuan dibidang bahasa Inggris, aktif juga di dalam kegiatan Paskibraka dan Cheersleaders. Hubunganku dengan Vania sendiri sudah berjalan 3 bulan. Dan sampai saat itu masih terbatas ciuman saja.

Hari itu adalah hari Sabtu, di mana aku menyempatkan diri untuk bermain bulutangkis. Dan Vania, sedang mengikuti latihan cheers sore itu.



“Hai, kak Dedi… mau main bulutangkis yah di atas? ” tanya Vania saat berpapasan denganku.
“Hai, Van. Iya nih lagi mau main ke atas. Kamu lagi latihan? “tanyaku balik.
“Iya, kak. Tapi Vania haus mau beli minum dulu di depan.”
“Oke, sampai jam berapa latihannya, Van?”
“Jam 4 juga sudah selesai, Kak”
“Baiklah. Kalau sempat nanti main-main lah ke atas.”
“Beres deh…. kebetulan aku minta di jemput pak Min agak lama kak. 

Biar kita bisa berduaan lebih lama….”
Seeerrr mendengar kalimat Vania membuat pikiran ku sekilas membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Sekitar jam 4, pintu aula atas terbuka dan muncullah Vania dengan mengenakan kaus gombrong dan celana hotpans yang membuat cetakan lembah di antara kedua pahanya terlihat samar2.

“Lho, kak…mana yang lain? Kok kak Dedi sendirian?”, tanya Vania mellihatku sedang bermain shadow dengan tembok.
“Iya, yang lain baru aja pulang.” Sahutku sambil menghampiri Vania dan mengecup bibirnya.
“Ahhhhh, kak….jangan begitu nanti kalo ada yang masuk bisa repot.” Desah Vania saat kukecup bibirnya.
“Hehehehe…. nga ada yang bakalan ke sini Van.”
“Kamu mau menemani kakak bermain? ”
“Boleh, Kak…”

Lalu setelah 20 menit kami bermain terlihat Vania memberikan tanda untuk menghentikan permainan.

“Kak, udah dulu ya…Vania capek.” Lalu kamipun duduk2 di pinggir lapangan. Dan Vania tiduran di atas pahaku.
“Capek, Van?”

“Iya, kak. Tadi soalnya lumayan latihannya. Dan tadi waktu Vania jadi base sempat terjatuh.”
“Nih, lihat memar kan lutut Vania’, kata Vania sambil menunjukkan lututnya yang memang seperti lebam.
“Duh, kamu, hati-hati donk Van”
“Tuh liat sampai lebam gitu lutut kamu.”
“Sakit? ” tanyaku sambil memegang dan mengelus-ngelus lututnya.
“Nga, kak…Geli iya…” jawabnya sambil tertawa kecil. Melihat Vania tertawa membuatku gemas dan langsung saja kucium bibir mungilnya.
“Kak…..Kak Vania takut ada yang datang”

“Tenang” kubangunkan Vania sebentar dan “Klek…” suara pintu aula kukunci dan kemudian kumatikan lampu aula tersebut.
“Sini, sayang mana tadi yang lebam? Kakak lilat lagi..”

Tak lama segera kurangkul Vania dan kukecup lembut bibirnya.
“Makanya lain kali hati-hati yah sayang….”
“Iya kak….”

Lalu kamipun kembali bercumbu kembali. Semakin lama cumbuan kami semakin panas dan membara. Dengan adrenalin yang keluar sehabis kami berolahrga membuat suasana di dalam aula menjadi panas.

Kuberanikan diri untuk mencumbu Vania lebih jauh lagi. Ciumanku turun menyusuri leher jenjang Vania.
“Oh…. kak….” Vania membalas cumbuanku dengan desahan dan tangan yang semakin erat dileherku.

Melihat sambutan yang mendukung, tanganku mulai berani bergerilya. 
Tangan kiriku tetap menopang badan Vania sedangkan tangan kanan mulai menuruni dadanya. Terasa sangat kenyal sekali payudara Vania di tanganku yang merabanya dari lluar kaosnya….
“Ouuughh, kak Dedi….”

Segera kukulum lagi bibir Vania untuk menghentikan desahannya. Dan tanganku meremas pantadnya yang begitu kenyal…..

Segera kutarik Vania ke dalam Ruang ganti. Hasratku untuk berbuat lebih jauh semakin tak tertahan. Segera kurebahkan Vania ke atas meja yang ada di ruang ganti tersebut.

Kembali kami berciuman dengan liarnya. Tanganku tak tinggal diam. 

Kusingkapkan dan kulepas kaos yang dikenakan oleh Vania. Kuremas remas dengan lembut kedua bukitnya dibalik Bra model sport yang dikenakannya.

“Oh….Kak…” Vania pun semakin liar dengan remasan2 lembut yang kuberikan. Tangannya tak tinggal diam melepaskan kaos yang kukenakan yang semakin basah oleh keringat nafsu.


Kutanggalkan Bra yang melekat,36B sempat kulirik dari kaitan bra yang kutanggalkan, dan kududukan Vania di meja. Ciumanku bergerilya menuruni lehernya yang jenjang dan turun menuju kedua bukit kembar yang begitu menggoda.

Kuelus lembut dan kemudian kujatuhkan ciumanku di bukit sebelah kirinya. Kekecup dan kemudian kusedot kecil…
“Awww, kak….oughhh” pekik Vania sebagai reaksi atas aksi yang kuberikan kepadanya.

Melihat reaksi demikian membuatku mengekplorasi lebih lanjut. Kuremass-remas dada Vania sebalah kanan. Dan pentil yang kecil kupilin-pilin lembut.

Vaniapun semakin liar dan lenguhan-lenguhannya membuat adrenalinku semakin kencang mengalir. Membuatku gemas. Kutarik lembut puting membuat Vania berpekik…
”Awww, sakit…kak…”

Tak kuhiraukan pekikan Vania. Tanganku segera menarik lepas celana hotpans yang melekat. Di bagian tengan celana dalam Vania yang bermodel mini tercetak sebuah pulau kecil. Mungkin akibat cairan yang keluar, tanda Vania sudah terangsang sekali.
Kuelus-elus bagian tengan celana dalamnya membuat Vania semakin menjerit….

”Auchhh, kak…Achhh…”
Kuselipkan jariku kedalam celana dalamnya, dan kumainkan jari-jariku di atas klitorisnya….

”AcChhhhhhh enak kak….terus kak….geli….”

Merasa terganggu dengan celana dalamnya, segera kulepas dan kubuang ke lantai.

Setelah celana itu terlepas, kubuka celana pendek dan celana dalamku. Segera aku berlutut. Mengamati dan mengelus-ngelus kemaluan Vania dengan lembut.

Semakin cepet elusan yang kuberikan membuat Vania semakin melenguh dengan keras…

ahhh enak kak lagi kak. .  .

Kukecup memek itu…Hmmmm wangi khas memek yang saat itu aneh bagiku namun memberikan sensasi lain…

Kuberanikan lidahku untuk bermain di memek Vania…Kusapu permukaannya atas dan bawah….

“Kak, Dedi…auchh….terus kak….”
“Kak, ah….. ”

Seiring desahan yang keluar…vagiana Vania mengeluarkan cairan…Kujilat dan kuhisap seakan tidak ingin membiarkan cairan itu keluar begitu saja…

Akibat dari hisapanku Vania berteriak
” Ah….Ah…Ahhh…Kakkkk!! Vania mau pipis Kakkk…..Ahhhh” Melihat ini segera kumasukan jariku dan kukocok didalamnya semakin lama semakin cepat disertai dengan jilatan-jilatan lidahku….akhirnya
“Arrrgggggghhhhh Kakkkkkkkk…” Tubuh Vania mengejang hebat….

Kubiarkan Vania menikmati Orgasmenya. Orgasme yang mungkin pertama baginya. Saat membuka matanya Vania berkata
” Kak, oh…..nikmat sekali..” Kukecup bibirnya dan kemudian kubisikkan ” Vania, I Love U So Much…”
“Love U So Much To….” Kembali kami berpagutan dengan mesra.

Kubimbing tangan Vania untuk menyentuh kemaluanku yang berdiri tegak. Ku berikan contoh untuk mengocok kemaluanku yang berukuran 18cm diameter 4cm…Kocokan tangan Vania yang mungil dan lembut membuatku berdesi

“Oh….ya Vania…Oh…Enak sayang”. Kumainkan kembali kemaluan Vania yang masih basah….Kupilin-pilin clitorisnya…
”Ouhhhh Kak….Gatel lagi kak….”

Segera kuposisikan diriku diantara kedua kakinya. Dengan isyarat kumohon izin darinya. Tak ada kata terucap…hanya anggukan kecil. Kuposisikan kemaluanku tepat di depan kemaluannya…kugosok-gosok kecil dan berputar memainkan klitorisnya…membuat Vania tak tahan dan merebahkan badannya di meja sambil meremas-remas bukitnya…

Setelah kurasa pas..dan kemaluan Vania kembali basah oleh lendir kenikmatannya..Kutekan kepala kemaluanku menyeruak membuka jalan di dalam kemaluan Vania…..
”Ah…. kak….Sakittt!!!” pekik Vania saar kepala kemaluanku berhasil menerobos masuk. Kebulai rambutnya dan kupagut bibirnya untuk menenangkan

Vania….Setelah kurasa kemaluannya mulai beradaptasi dengan adanya benda asing d dalamnya kutekan dan kukeluarkan masukan kemaluanku pelan-pelan…sampai akhirnya
“Crreeeetttzzz…..” kemaluanku seperti menyobek sesuatu dan
“Blessss!!!” masuklah seluruh kemaluanku di dalam memek Vania.
“Kaaaakkkkk……Awwww!!!” Jeritan Vania dan kulihat tetes air mata di ujung matanya

Oh….memek yang sempit dan peret…mencengkeran kemaluan begitu erat..Kuremas-remas payudara Vania dan kucumbu bibirnya untuk menenangkannya. Setelah kulihat Vania lebih tenang…kuayun perlahan-lahan kemaluanku……

Vaniapun mulai menikmati ayunanku. Kucoba dengan ayunan 9 kecil 1 dalam. Satu….Dua….Tiga….Empat….Lima….Enam….Tu juh…Delapan…Sembilan….Seeeeepppppuluh……S aat hitungan kesepuluh kubenamkan semua kemaluanku menyeruak ke dalam memek Vania….
”Ohhhhhh…..kakkkkk…..”.enk bangat. . . 


” Ohhh….kakk…….Enakkkk…kakak…..Terus Kakk….!!!” Desah Vania….
Kuulangi lagi dengan kombinasi sama…dan pada ayunan yang keempat Vania berteriak
“Kakkkkk ayo Kakkk Vania Mau keluar lagiiii…..” Ayunan ke enam saat baru saja kubenamkan kemaluanku dihitungan keempat…..Vania menjerit
” Ahhhhhh……ahhhhh………..Kakkkkk……”dan tubuh Vania kejang-kejang dan digigitnya tanganku
“Ahhhhh…” Kubiarkan kemaluanku masih berada di dalam kemaluannya….

Vania mulai menguasai diri, kuminta iya untuk membelakangiku dengan posisi nungging dan bertumpu di meja. Melihat posenya membuatku gemas…kukecup
memeknya dan kuberikan tepukan ringan pada bongkahan pantaddnya…..

Segera kemudian kutancapakan kembali kemaluanku ke dalam memeknya. Posisi ini membuat kemaluanku semakin dalam masuk ke dalam memeknya.
“OHHHH Kakkkk…..” tusukan pertama dengan posisie doggie membuat Vania melenguh. Kuayun dan kupompa kemaluannya.
“Cleppp….Cleppp….Clepppp” Suara kemaluan kami beradu diiringi dengan suara beceknya memek Vania oleh cairan yang keluar dari kemaluan Vania….

Kupompa dan semakin lama kutingkatkan Rpm kocokan pada kemaluannya membuat Vania tak tahan

“Kakkkk Ouuchhh….Ouch…”
“Ouch….Kakkk vania Mau Keluar lagi…”
“OOuuuchhh….Ahhh….Iya Sayang….Kakak juga sebentar lagi keluar, kita bareng yah sayang…” Kukecup bibirnya dari belakang sambil kuremas buah dada nya vania. . . 

DAN kembali ku tancapkan lagi penis ku ke vagina nya vania . . . 
ohh yess . .  .ohh yes. . .oh yes . . . .
Ayo sayang lebih kencang lagi buat vania merasakan ke nikmatan . . .
“Oh….Kak….Vania Luv U kak Dedi”
“Iii…Luv…U….Tooo Vania…”

crot. . . crott.. . .crot. . .crott
semburan spermaku didalam rahimnya mengiringi orgasmeku
“Ochhh..oH….kAKK..kAKKKKKKK” Jeri Vania menjemput orgasmenya kembali…

Setelah kami mencapai orgasme kami bersama, kurebahkan badanku di atas Vania. Sambil memejamkan mata menikmati orgasme bersama yang baru kami reguk. Kubiarkan kemaluanku tetap berada didalam kemaluan Vania yang serasa menjepit dan mengurut-urut.

“Ploooppp…” Suara kemaluanku yang mengecil dan keluar dari sangkar emas Vania. Kubuka Mata. Dan ku kecup kening Vania sambil mengucapkan..”Terima Kasih ya Sayang….”

Vania hanya tersenyum. Segera kami memakai kaus kami kembali dan di lantai lulihat ceceran sperma bercampur dengan darah perawan Vania.
“Kak…Jangan tinggalin Vania.”
“Vania Takut kehilangan kakak ”

Demikian kata-kata terakhir yang kuingat membayangkan kejadian tahun lalu. Lulus SMA Risty melanjutkan pendidikannya di Australia dan aku sibuk dengan pekerjaanku. Membuat kami memutuskan untuk mengambil jalan sendiri-sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar